Berdasarkan permintaan, gue bikin contoh format skenario dokumenter. Klik disini buat download format skenario dokumenternya. Gue pikir gue nggak perlu bikin sampe berpuluh-puluh halaman, jadi gue bikin cuma satu halaman ajah, yang penting di dalam satu halaman itu terdapat semua elemen yang kira-kira akan diperlukan oleh seorang penulis skenario dokumenter. Di dalam contoh format ini terdapat kolom narasi (disini gue pake dua buah subyek, in case subyeknya lebih dari satu). Jika dokumenter yang hendak dibuat menggunakan narator, ya tinggal ditulis narator. :)
Kemudian ada kolom visual, dimana semua informasi shot bisa dituangin didalamnya. Gue pake transisi dissolve (bisa ganti cut to, fade to black, dll), dan gue juga udah tulis contoh kepala scene, apakah interior atau eksterior. Tipe shot juga bisa ditulis jika dibutuhkan, seperti CU, MCU, MS, LS, dll.
Terakhir adalah kolom suara, sebagai guide buat bikin sound effect dan musik jika dibutuhkan.
Semoga contoh format skenario dokumenter yang sederhana ini bisa berguna.
Kemudian ada kolom visual, dimana semua informasi shot bisa dituangin didalamnya. Gue pake transisi dissolve (bisa ganti cut to, fade to black, dll), dan gue juga udah tulis contoh kepala scene, apakah interior atau eksterior. Tipe shot juga bisa ditulis jika dibutuhkan, seperti CU, MCU, MS, LS, dll.
Terakhir adalah kolom suara, sebagai guide buat bikin sound effect dan musik jika dibutuhkan.
Semoga contoh format skenario dokumenter yang sederhana ini bisa berguna.
Format Skenario bagian II
SCENE HEADING
Setiap scene dimulai dengan kepala scene mentok kiri, dengan semua huruf kapital, dan isinya:
- nomor scene,
- interior atau exterior (disingkat INT. atau EXT.) Sebenarnya tak masalah juga kalau ada yang ingin menulis EKS. (dari eksterior), walaupun jarang ada yang menggunakannya,
- lokasi,
- waktu siang atau malam (day/night). Kalau pagi ya tulis pagi, kalau sore ya tulis sore. Semakin detil skenario semakin bagus, karena mempermudah pemahaman,
- pemain utama yang terlibat dalam scene tersebut. Untuk elemen ini sebenarnya masih jarang digunakan oleh para penulis skenario di Indonesia. Michael Rabiger dalam bukunya "Directing, Film Techniques and Aesthetics" edisi ketiga terbitan tahun 2003 mencantumkan elemen ini pada penjelasannya mengenai format skenario. Dengan adanya elemen pemain utama pada scene heading tentu saja akan mempermudah kru dalam membreakdown skenario nantinya.
Jadi kira-kira scene heading akan terlihat seperti ini.
15. INT. RUANG KELUARGA - SUBUH - IWAN, BUDI & JOKO
BODY
Elemen ini berisi deskripsi action, setting dan mood dari setting tersebut, posisi-posisi untuk adegan yang akan dilakukan. Semuanya berupa deskripsi secara visual, jadi lupakanlah kata "cemburu", "jatuh cinta", "melodius" dsb dsb karena tidak bisa dideskripsikan secara visual. "Pantat kuda" adalah kata yang lebih visual dari kata "jatuh cinta". Contoh:
Joko jatuh cinta pada Iwan dan Budi.
bandingkan dengan:
Pantat kuda. Joko menendang pantat kuda. Kuda meringkik dan berlari kencang keluar kandang.
Gue yakin di kepala setiap orang yang membaca akan berisi imaji pantat kuda, ketimbang Joko yang jatuh cinta pada Iwan dan Budi. Hal ini terjadi karena kata "jatuh cinta" itu bukanlah deskripsi visual. Mungkin anda sebaiknya mendeskripsikan kata jatuh cinta seperti ini:
Joko melihat kearah Iwan dan Budi. Joko menautkan kedua tangan dan mengangkatnya hingga menempel pipi sebelah kanan. Kepala Joko agak miring kearah tangan dan matanya berkedip berkali-kali, dan pada setiap kedipannya terpercik simbol-simbol berbentuk hati berwarna merah muda... dst dst.
Hope you get the picture.
DIALOG
- dimulai dengan nama orang yang berbicara, ditempatkan ditengah (centered), dan semuanya huruf besar.
- dialognya sendiri juga berada ditengah, dengan margin yang lebih sempit dari bagian deskripsi.
- dimulai dan diakhiri dengan dua kali spasi (longkap satu baris).
- jika diperlukan, tambahkan pengarahan action dalam tanda kurung.
Setiap scene dimulai dengan kepala scene mentok kiri, dengan semua huruf kapital, dan isinya:
- nomor scene,
- interior atau exterior (disingkat INT. atau EXT.) Sebenarnya tak masalah juga kalau ada yang ingin menulis EKS. (dari eksterior), walaupun jarang ada yang menggunakannya,
- lokasi,
- waktu siang atau malam (day/night). Kalau pagi ya tulis pagi, kalau sore ya tulis sore. Semakin detil skenario semakin bagus, karena mempermudah pemahaman,
- pemain utama yang terlibat dalam scene tersebut. Untuk elemen ini sebenarnya masih jarang digunakan oleh para penulis skenario di Indonesia. Michael Rabiger dalam bukunya "Directing, Film Techniques and Aesthetics" edisi ketiga terbitan tahun 2003 mencantumkan elemen ini pada penjelasannya mengenai format skenario. Dengan adanya elemen pemain utama pada scene heading tentu saja akan mempermudah kru dalam membreakdown skenario nantinya.
Jadi kira-kira scene heading akan terlihat seperti ini.
15. INT. RUANG KELUARGA - SUBUH - IWAN, BUDI & JOKO
BODY
Elemen ini berisi deskripsi action, setting dan mood dari setting tersebut, posisi-posisi untuk adegan yang akan dilakukan. Semuanya berupa deskripsi secara visual, jadi lupakanlah kata "cemburu", "jatuh cinta", "melodius" dsb dsb karena tidak bisa dideskripsikan secara visual. "Pantat kuda" adalah kata yang lebih visual dari kata "jatuh cinta". Contoh:
Joko jatuh cinta pada Iwan dan Budi.
bandingkan dengan:
Pantat kuda. Joko menendang pantat kuda. Kuda meringkik dan berlari kencang keluar kandang.
Gue yakin di kepala setiap orang yang membaca akan berisi imaji pantat kuda, ketimbang Joko yang jatuh cinta pada Iwan dan Budi. Hal ini terjadi karena kata "jatuh cinta" itu bukanlah deskripsi visual. Mungkin anda sebaiknya mendeskripsikan kata jatuh cinta seperti ini:
Joko melihat kearah Iwan dan Budi. Joko menautkan kedua tangan dan mengangkatnya hingga menempel pipi sebelah kanan. Kepala Joko agak miring kearah tangan dan matanya berkedip berkali-kali, dan pada setiap kedipannya terpercik simbol-simbol berbentuk hati berwarna merah muda... dst dst.
Hope you get the picture.
DIALOG
- dimulai dengan nama orang yang berbicara, ditempatkan ditengah (centered), dan semuanya huruf besar.
- dialognya sendiri juga berada ditengah, dengan margin yang lebih sempit dari bagian deskripsi.
- dimulai dan diakhiri dengan dua kali spasi (longkap satu baris).
- jika diperlukan, tambahkan pengarahan action dalam tanda kurung.
Format Skenario bagian I
Oke. Saatnya mengetahui format skenario. Skenario untuk film jelas beda dengan skenario FTV, sinetron, atau teater. Skenario film memiliki kekhususan format yang sebenarnya ditujukan untuk mempermudah proses produksi film tersebut, dari pra sampe pasca. Jika anda menggunakan software Final Draft, maka format penulisan secara otomatis sudah diaplikasikan. Untuk format standarnya dulu:1. font Courier New. Saya sendiri nggak tau kenapa harus pake courier new. Mungkin disesuaikan dengan jaman baheula, dimana saat itu para penulis skenario masih menggunakan mesin tik jedag-jedug, yang fontnya courier new. Ini adalah standar internasional, dan percayalah, anda tidak ingin menggunakan font lain.
2. ukuran/size 12.
3. spasi satu (1). Bukan satu setengah, bukan dua.
Ketiga format dasar ini nanti ada hubungannya dengan durasi film. Secara internasional sudah diakui bahwa dengan font courier new, size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario sama dengan satu menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film, atau dua jam. Pernyataan ini pun sebenarnya masih tergantung juga pada seberapa detil penjelasan visual di skenario tersebut, dan berapa perbandingan antara penjelasan visual/action, dengan dialognya.
Inget, ini bukan masalah baik dan benar, buruk dan salah. Yang udah-udah, sebuah skenario film 90 halaman dengan gaya penulisan yang cukup umum digunakan, biasanya akan menghasilkan sebuah film dengan durasi tidak jauh dari 90 menit (yah, antara 80-100 menit mungkin). Ada juga pengecualian untuk seorang filmmaker Eropa (Perancis) jaman dulu yang membuat film dengan hanya menggunakan 10 halaman skenario (atau mungkin lebih tepat kita sebut sinopsis aja), tapi jadi film panjang berdurasi 100 menit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar